Selasa, 22 September 2015

Tol Cinere-Serpong Upaya menggagalkan Inkumben-Tangerang Selatan

Tol Cinere-Serpong Upaya menggagalkan Inkumben-Tangerang Selatan
Bukanlah sebuah strategi namanya jika seorang kepala daerah inkumben Tangerang Selatan tidak mampu menggunakan kesempatan perencanaan nasional pembangunan jalan Tol Cinere-Serpong yang berlarut-larut dan menghabiskan waktu sebagai alat untuk duduk kembali sebagai kepala daerah setempat. Tapi adalah sebuah bala bencana jika tidak sedari awal membaca situasi dengan bijak dan melihat adanya permainan birokrasi yang coba menggoyang kekuasaan inkumben tersebut, dengan menetapkan rencana pembayaran dan penggusuran yang terindikasi begitu banyak cacatnya, baik dalam prosedur maupun dalam penetapan waktu.  "Desember sudah selesai semua" itulah sebaris pernyataan dari representasi kementrian pekerjaan umum yang begitu sampai pada publik bisa menjadi tafsir yang beragam, selain ingin menyatakan secara eksplisit bahwa kami panitia pengadaan tanah telah memilki otoritas serta dukungan dari berbagai pihak dan dari berbagai tingkat untuk melaksanakan proses eksekusi tanpa atau dengan persetujuan pemilik tanah. Nah, dari sisi pernyataan mungkin pada saat disampaikan dengan tujuan memperkuat posisi tawar pemerintah dan panitia untuk mendapatkan kembali kekuasaanya terhadap masyarakat, tapi adahal yang dilupakan oleh yang memberi pernyataan bagaimana pernyataan tersebut bepotensi dipelintir oleh para pihak yang tidak menyukai inkumben sebagai kepala daerah, dan jika para rival politik yang menginginkan simpati dari publik sangat mungkin menggunakan rencana pembangunan tersebut sebagai komoditas politik untuk mendapatkan dukungan. Lalu pertnayaannya, sejauhmana tim pemenangan telah memikir faktor pembangunan infrastruktur sebagai modal membangun citra politik dan menggalang dukungan masyarakat dalam upaya memenangkan kembali inkumben. Sementara cacat yang ada bukan saja terlihat dalam rencana pembangunan jalan Tol, tapi juga terlihat di dalam wujud pembangunan yang selama ini telah terlaksana dan selama kepemimpinan inkumben. Seperti catatan penulis sebelumnya dengan judul "Pemilihan Kepala Daerah 2015 : melindungi Kandidat Calon" bahwa tim sukses tidak lain adalah hanya akan mendapatkan kesuksesan mereka jika tidak dilakukan upaya manajemen risiko, dengan membangun pemantau independen (Watch dog). Sudah sa'atnya para calon membangun perlidungan politik mereka dan tim suskses bekerja lebih keras sesuai dengan rencana yang terkukur dan berdasarkan kebutuhan masyarakat, bukan lagi dengan skema siram menyiram dana dilapangan sebagai alat untuk mencapai tujuan.    
Sumber foto:poskotanews.com 

Rabu, 18 Maret 2015

Trik Menyasar Segmen Konsumen Pilkada 2015

Trik Menyasar Segmen Konsumen Pemilu 2015
Sebagian kandidat kepala derah, mungkin bertanya-tanya. Kira-kira konsumen politik sa'at tahun ini menyukai isu dan populasi terbesar yang bisa mendorong basis pemilih yang seperti apa ya? Pertanyaan yang bisa membuat seorang calon kepala daerah ragu untuk maju, tapi jika mereka bertemu dengan konsultan politik maka semua keraguan itu bisa dijawab dengan data survey dan tren pemilih. Sebenarnya ada trik yang begitu mudah dikenali untuk mendapatkan fondasi yang kuat dari pemilih dimana dengan memaksimalkan pengaruh pada kelompok gender dan umur tertentu akan banyak menggeser angka pemilih yang tadinya masih sangat minim menjadi memiliki daya tawar kepada kandidat yang lain. Selain itu, dengan mengintervensi segmen umur dan gender ini, juga memberikan efek akumulatif kepada tujuan besar calon mendapatkan dukungan maksimal dalam mewarnai nuasan politik 2015. Lalu segemen umur dan gender seperti apa yang penulia maksudkan, dimana mereka memiliki pengaruh pada pemilih, secara qualitatif segmen umur dan gender yang penulis maksud adalah segmen umur 40-70 tahun dan gender perempuan. Kenapa segemen umur dan gender ini memiliki pengaruh yang besar dalam tren pemilih 2015, ini disebabkan oleh peran domestik mereka yang memberikan efek langsung pada alam bawah sadar kelompok gender dan umur disekitar mereka. Ada kategori tambahan yang akan memberikan kekuatan besar strategi pemenangan yang juga mesti dipertimbangkan, yaitu kategori ibu rumah tangga. Kenapa Ibu rumah tangga, kerena merekalah yang sadar betul akan kondisi keluarga dan persoalan ketidak berimbangan sosial yang memberikan pengaruh pada biduk keluarga, dimana mereka juga menjadi garda depan, yang akan menghadang ombak besar kebijakan politik dan ekonomi pemerintah yang tidak sensitif pada stabilitas atau sumberdaya hidup. Nah kemampuan seorang politisi yang memilki konsultan pemenangan politik sebagai instrumen mendapatkan akurasi informasi sehingga bisa melihat chaneel yang tepat untuk memberikan pengaruh adalah penting. Penulis menyebutnya sebagai intervensi yang ringan tapi memberikan dampak yang kuat pada pendapatan suara pemilih. Secara psikologi, penulis ingin gambarkan sedikit saja profil segemen konsumen ini, yaitu, mereka sangat suka berbicara, punya perhatian yang dalam pada anak dan suami, suka sekali komplain dan tidak puas, tapi juga mampu berkoordinasi dalam bentuk rumpi-rumpi antar ibu-ibu sebagai basis membangun pengaruh politik diakar rumput. 
Sumber Foto: http://tipscaracantikdansehat.com/